saat dia tak dapat melihatnya.
Bahkan dia tak merasakan semuanya.
Matanya tertutup tak terhingga.
bibirnya terkatup tak terbatas waktu.
Apa keadilan?
Kapan keadilan datang?
Apa Aku harus bertanya
Pada saksi bisu itu?
Akankah puing reruntuhan itu
sanggup bicara menjawab semua ini.
Tubuhnya yang remuk,
bukti akan kemenagan mereka.
Salju merah yang berserakan dimana-mana
Seakan protes pada raja-raja yang tertawa lepas disana.
Mereka lebih menghargai segelas anggur yang mereka hisap,sedikit . . . dan sedikit.
Bahkan tak ada sedikitpun hati teriris.
Tak ada garis takut,bahkan untuk membuka mata hatipun rasanya butuh waktu yang panjang. 1000 tahunkah?
Ternyata salju merah itu hanya diamdan tersenyum manis.
Karena toh akhirnya, Salju merah itulah yang jadi pemenang sejati.
GaZa, We LoVe U
Mita Rizki N
Bahkan dia tak merasakan semuanya.
Matanya tertutup tak terhingga.
bibirnya terkatup tak terbatas waktu.
Apa keadilan?
Kapan keadilan datang?
Apa Aku harus bertanya
Pada saksi bisu itu?
Akankah puing reruntuhan itu
sanggup bicara menjawab semua ini.
Tubuhnya yang remuk,
bukti akan kemenagan mereka.
Salju merah yang berserakan dimana-mana
Seakan protes pada raja-raja yang tertawa lepas disana.
Mereka lebih menghargai segelas anggur yang mereka hisap,sedikit . . . dan sedikit.
Bahkan tak ada sedikitpun hati teriris.
Tak ada garis takut,bahkan untuk membuka mata hatipun rasanya butuh waktu yang panjang. 1000 tahunkah?
Ternyata salju merah itu hanya diamdan tersenyum manis.
Karena toh akhirnya, Salju merah itulah yang jadi pemenang sejati.
GaZa, We LoVe U
Mita Rizki N
Tidak ada komentar:
Posting Komentar